Dongeng Sang Kancil dan Gong Ajaib


Suatu hari hiduplah seekor kancil , hari itu Sang Kancil tertidur dibawah pohon besar ketika Macan Keren Wannabe (Macan KW) menemukannya dan tertawa-tawa senang membayangkan daging kancil yang empuk. Ketika si Macan KW membangunkan kancil dengan memukul-mukulkan ekornya yang bau ke hidungnya -- Si Kancil terkejut –- bukan oleh sentuhan ekor macan -- tapi oleh bau menyengat yang melekat di ekor itu.

“Wella apa aku jatuh di comberan” teriak Kancil
“Huss enak aja, ini bau ekorku tauk! Aku emang dah 3 bulan ga nyuci ekorku. Habis air danau dah kering dan aku males klo harus ke mata air di lereng Bukit Akasia

“Ma, Mac Macankah itu??” Si Kancil yang matanya masih kriyip-kriyip habis bangun tidur tampak tergagap-gagap mendengar suara seram Macan.

“Yap, Si Macan Keren lagi laper tauk!”

Kancil langsung tahu dirinya adalah calon sarapan pagi si Macan KW. Mendadak dirinya ingin meniru Film MacGyver yang sering ditontonnya waktu kecil. Yah, Kancil langsung memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk melawan musuh. Benda yang terpilih adalah sarang tawon endhas jenis yang paling ganas.

“Bababababaik...Aku sedang menunggu Gong Ajaib niy, jangan diganggu”
“Gong Ajaib??” langsung si Macan KW curiga Kancil akan ngerjain dirinya seperti yang dilakukannya dengan seruling ajaib -- yang ternyata adalah batang bambu yang membuat lidahnya terjepit dan hampir 1 bulan lidahnya sakit gak enak untuk makan.

“Gong yang bisa memanggil binatang apa saja yang diinginkan” kata Kancil sambil mengarahkan ibu jarinya menunjuk ke arah sarang tawon endhas yang menggantung di atas kepalanya.

“Coba buktikan!” tantang si Macan KW sambil membayangkan bila memiliki gong ini dirinya bisa bermalas-malasan tak perlu susah- payah berburu lagi. Dirinya bisa membuat bandulan dari sulur-sulur pohon yang dianyam dan seharian leyeh-leyeh tiduran di bandulan itu. Tiap kali lapar cukup bunyikan gong ajaib dan rusa-rusa lezat favoritnya akan datang dengan sendirinya.

“Gong ini hanya bisa dibunyikan satu kali sehari. Tadi pagi dah kupakai untuk memanggil gajah untuk memandikan aku”

“Apa!!! Dirimu males ke mata air terus memanggil si gajah untuk mengambil air dan memandikan dirimu???” teriak Macan KW dengan gemas sambil membayangkan dirinya bisa mandi seminggu sekali tanpa perlu berpayah-payah ke mata air. Cukup memanggil gajah untuk mengambil air dengan belalainya.

“Begitulah diriku adanya binatang paling beruntung di hutan ini’

“Gombal, kamu pasti mau menipu aku lagi!” kata si Macan KW yang tiba-tiba teringat tragedi seruling ajaib. Walaupun begitu berkat kemalasannya -- diam-diam keyakinannya akan gong ajaib telah 50%, dan dia perlu sedikit bukti untuk membuatnya lebih yakin.
“Tunggu sebentar, aku punya bukti” kata Kancil sambil mengeluarkan ultraportable laptop dan miniprinter dari kantongnya. Beberapa saat kemudian ditangannya telah terganggam sebuah sertifikat yang ditandatangani dan di cap oleh Raja Negeri Gong.
“Negeri Gong yah! Wah rajanya pasti ahli membuat Gong. Tapi bagaimana aku tahu gong ini benar-benar bisa memanggil hewan-hewan” Si Macan KW gengsi untuk mengakui dirinya belum pernah mendengar nama Negeri Gong. Dia sangat khawatir dirinya bakalan ditertawakan karena dianggap gaptek dan gak tau perkembangan dunia luar.
“Tunggu sebentar. Aku tunjukkan referensinya” kata Si Kancil sambil ngeprint tulisan singkat satu halaman yang berisi keampuhan Gong Ajaib. Walaupun artikel hanya satu halaman, tetapi ada 100 lembar referensi yang ikut di print bersama artikel.
“Wah referensinya ada ribuan artikel yah, sampai 100 halaman gituh!” kata Macan KW terheran-heran. Diam-diam dia langsung percaya melihat begitu banyaknya referensi yang disertakan Kancil, tanpa merasa perlu mengeceknya lagi.
“Yah kamu baru bisa menggunakannya besok pagi. Jangan salah pilih mau makan dulu atau mandi dulu” teriak Kancil yang telah lepas dari bahaya -- sambil berlenggang kangkung meninggalkan Macan KW yang berbunga-bunga hatinya.
“Yah besok aku mukul gong mo makan kijang muda dulu. Baru lusa mo pukul gong untuk memanggil gajah untuk memandikan aku” kata Macan sambil tertawa-tertiwi. Dibayangkannya setelah memanggil gajah, diam-diam hari berikutnya akan memanggil Kancil untuk dimakan.
Macan yang termakan referensi fiktif bikinan si Kancil -- kali ini benar-benar sial. Dirinya harus berbaring berbulan-bulan di gua karena seluruh badannya bengkak-bengkak disengat tawon endhas sesaat setelah memukul Gong Ajaib. Ribuan tawon itu benar-benar marah dan melampiaskan sengatannya sedahsyat-dahsyatnya ke tubuh besar itu setelah sarangnya hancur dipukul si Macan KW

Sinopsis Novel “ Tersenyumlah Untuk Cinta ”


Judul Novel     : Tersenyumlah Untuk Cinta
Pengarang       :Maria Cecillia
Penerbit          :Sinar Matahrari, Jakarta
Tebal Buku     :128 halaman
Cetakan         : pertama @ Jakarta


Seorang gadis cantik namun berwajah agak sendu, tampak melangkah mengikuti gadis yang berjaln di depannya. Gadis itu melangkah dengan kepala menunduk. Sementara berpasang-pasang mata, tampak mengarah kepadanya.
            Anita, itulah nama gadis berwajah sendu itu. Gadis yang berjalan didepan Anita telah measuki ruang kelas. Anita pun bermaksud masuk ke dalam ruang kelas ketika tiba- tiba dari dalam kelas seseorang berjalan keluar dengan tergesa – gesa, hamper saja ia menubruk Anita.
            Dan saat itulah Anita bertemu lagi dengan pria yang pernah di temuainya di bioskop. Tapi waktu itu mereka belum sempat berkenalan, hanya mengobrol sebentar.
            Pria itu bernama Rangga. Setelah sempat berkenalan mereka langsung akrab. Didalam kelas Anita bertemu dengan adiknya yang bernama Elisa. Elisa satu kela sdengan Anita, karena tahun lau Anita tidak lulus ujian karena sakit.Elisa sangat membenci Anita. Ktika Anita hendak akan pulang, Ternyata Rangga telah mengikutinya dari tadi. Tetapi Anita tidak menghiraukan Rangga dan mempercepat langkah kakinya menuju mobil Ayah nya yang sedang menunggu didepan sekolahan. Dan ternyata Elisa sudah ada didalam mobil.
            Setelah sampai di rumah Anita tampak begitu lelah.  Di dalam hatinya ia ingin sekali merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Karena sewaktu kecil Anita belum pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Anita iri melihat Elisa yang sangat di sayangi. Sedangkan setiap hari Anita selalu  di siksa oleh Elisa dan kedua Orang tuanya.
            Suatu hari Anita ingin di jodohkan oleh tantenya dengan Pramono, tetapi Elisa selau saja menghalangi rencana itu, dengan menjelek- jelekkan Anita di depan Pramono. Akhirnya Pramono memilih Elisa sebagai pendampingnya. Dan Anita mengalah demi adiknya.
            Rosita adalah teman baik Anita, sepulang sekolah ia mampir di rumah Anita. Anita pun menyuruhnya masuk kedalam kamarnya. Didalam kamarnya Rosita Bercakap cakap dengan Anita dan tak sengaja Elisa mendengar semua pembicaraan Anita dengan Rosita. Dari pembicaraan mereka Elisa mendengar mereka membicarakan tentang dirinya, Elisa pun merasa tersingung oleh ucapan Rosita. Elisapun tak tinggal diam. Rosita dan Elisa pun bertengkar. Dan orang tua mereka tak tinggal diam, ia membela Elisa anak kesayanan mereka. Rosita di suruh pergi dari rumah.
            Setelah kejadian itu Anita sangat sedih dan pergi ke rumah tantenya. Tente Anita pun tak tega melihat Anita yang terus di siksa kedua orang tuanya. Dan tante Anita menceritakan semuanya, bahwa Anita hanya anak angkat. Setelah mendengar semua yang di katakana Tantenya ia pun berniuat untuk pegi dari rumah. Dan tinggal di rumah Tantenya. Anita juga sebenarnya menyukai Rangga tetapi orang tuanya tidak menyetujuinya, tetapi Anita tidak menghiraukan perkataan kedua orangtuanya. Dan hidup bersama bahagia bersama Rangga.
            Sedangan Rosita sudah memiliki pendamping hidupnya yang bernama Herman. Mereka semua hidup bahagia setelah Anita pergi dari rumah kedua orang tua anggkatnya itu.

Sarung Sutera Di Kab. Wajo



Kabupaten wajo terletak di Ibu Kota Sengkang, Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah ± 2.504,06Km2.
Lambang dari Kabupaten Wajo mengandung arti yang mendalam bagi sejarah dan struktur dari daerah Wajo itu sendiri. Wajo berarti bayangan atau bayang-bayang (wajo-wajo). Kata Wajo dipergunakan sebagai identitas masyarakat sekitar 605 tahun yang lalu yang menunjukkan kawasan merdeka dan berdaulat dari kerajaan-kerajaan besar pada saat itu. Sengkang yang Kini merupakan Ibu Kota Kabupaten Wajo yang  terletak kurang lebih 250 km dari Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Yang  sejak dulu dikenal sebagai kota tempat perdagangan karena masyarakatnya yang sangat pandai dalam berdagang. Berbagai macam kebutuhan hidup seperti pakaian, sepatu, barang elektronik, kain dan sarung bahkan kebutuhan pokok lainnya konon memiliki harga yang relatif murah jika dibandingkan di daerah lainnya. Sehingga tidak mengherankan jika Kota Sengkang menjadi salah satu kota dengan perputaran ekonomi yang sangat tinggi di Sulawesi Selatan.
Disamping dikenal sebagai kota niaga, Sarung Sutera menjadikan ibukota Kabupaten Wajo semakin akrab ditelinga dan hati orang-orang yang pernah berkunjung ke kota ini, kelembutan dan kehalusan tenunan sarung sutera Sengkang sudah sangat dikenal bahkan hingga kemancanegara.

Melihat ke masa yang lalu, aktivitas masyarakat Wajo dalam mengelola persuteraan sudah dilakukan secara turun temurun baik diusahakan sebagai kegiatan sampingan maupun dikelola dalam skala industri rumah tangga bahkan sampai industri menegah.
Hampir disetiap kecamatan di daerah Sengkang ditemukan kegiatan persuteraan Proses pembuatannya masih tradisional yang pengerjaany apun menghabiskan waktu kurang lebih 1 (satu) bulan dimulai dari pemilihan bahan sutera, pemisahan benang sampai proses penenunan. Benang yang dihasilkan dari ulat sutra diberi pewarna alami yang bersumber dari alam dengan melalui beberapa kali proses pencelupan sampai menghasilkan kualitas warna yang baik dan tahan lama. Setelah itu, benang sutra yang telah diwarnai ditenun sesuai dengan motif yang diinginkan. Untuk 1 buah sarung sutera dihargai sekitar Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-  tergantung dari motif dan bahan.  Dalam bahasa lokal (Bugis) sutera disebut dengan "Sabbe", dimana dalam proses pembuatan benang sutera menjadi kain sarung sutera masyarakat pada umumnya masih menggunakan peralatan tenun tradisional yaitu alat tenun gedogan dengan berbagai macam motif yang diproduksi seperti motif  "Balo Tettong" (bergaris atau tegak), motif  "Makkalu” (melingkar), motif  "mallobang" (berkotak kosong), motif  "Balo Renni" (berkotak kecil). Selain itu ada juga diproduksi dengan mengkombinasikan atau menyisipkan "Wennang Sau" (lusi) timbul serta motif  "Bali Are" dengan sisipan benang tambahan yang mirip dengan kain Damas.
Melihat Potensi perkembangan sutera di Wajo, pada tahun 1965 seorang tokoh perempuan yang juga seorang bangsawan "Ranreng Tua" Wajo yaitu Datu Hj. Muddariyah Petta Balla'sari memprakarsai dan memperkenalkan alat tenun baru dari Thailand yang mampu memproduksi sutera asli (semacam Thai SIlk) dalam skala besar.
Beliau juga mendatangkan seorang ahli pertenunan dari Thailand untuk mengajarkan penggunaan alat tenun tersebut kepada masyarakat setempat sekaligus menularkan berbagai ilmu pertenunan sehingga mampu menghasilkan produksi sutera yang berkualitas tinggi. Berawal dari prakarsa inilah sehingga memicu ketekunan dan membuka wawasan kreativitas masyarakat dan pengrajin yang lain untuk mengembangkan kegiatan persuteraan di Kabupaten Wajo. Yang hingga saat ini Sarung sutera menjadi ciri khas dari kota Sengkang.

Sabtu, 16 November 2013

Dongeng Sang Kancil dan Gong Ajaib

Diposting oleh Unknown di 05.55 0 komentar

Suatu hari hiduplah seekor kancil , hari itu Sang Kancil tertidur dibawah pohon besar ketika Macan Keren Wannabe (Macan KW) menemukannya dan tertawa-tawa senang membayangkan daging kancil yang empuk. Ketika si Macan KW membangunkan kancil dengan memukul-mukulkan ekornya yang bau ke hidungnya -- Si Kancil terkejut –- bukan oleh sentuhan ekor macan -- tapi oleh bau menyengat yang melekat di ekor itu.

“Wella apa aku jatuh di comberan” teriak Kancil
“Huss enak aja, ini bau ekorku tauk! Aku emang dah 3 bulan ga nyuci ekorku. Habis air danau dah kering dan aku males klo harus ke mata air di lereng Bukit Akasia

“Ma, Mac Macankah itu??” Si Kancil yang matanya masih kriyip-kriyip habis bangun tidur tampak tergagap-gagap mendengar suara seram Macan.

“Yap, Si Macan Keren lagi laper tauk!”

Kancil langsung tahu dirinya adalah calon sarapan pagi si Macan KW. Mendadak dirinya ingin meniru Film MacGyver yang sering ditontonnya waktu kecil. Yah, Kancil langsung memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk melawan musuh. Benda yang terpilih adalah sarang tawon endhas jenis yang paling ganas.

“Bababababaik...Aku sedang menunggu Gong Ajaib niy, jangan diganggu”
“Gong Ajaib??” langsung si Macan KW curiga Kancil akan ngerjain dirinya seperti yang dilakukannya dengan seruling ajaib -- yang ternyata adalah batang bambu yang membuat lidahnya terjepit dan hampir 1 bulan lidahnya sakit gak enak untuk makan.

“Gong yang bisa memanggil binatang apa saja yang diinginkan” kata Kancil sambil mengarahkan ibu jarinya menunjuk ke arah sarang tawon endhas yang menggantung di atas kepalanya.

“Coba buktikan!” tantang si Macan KW sambil membayangkan bila memiliki gong ini dirinya bisa bermalas-malasan tak perlu susah- payah berburu lagi. Dirinya bisa membuat bandulan dari sulur-sulur pohon yang dianyam dan seharian leyeh-leyeh tiduran di bandulan itu. Tiap kali lapar cukup bunyikan gong ajaib dan rusa-rusa lezat favoritnya akan datang dengan sendirinya.

“Gong ini hanya bisa dibunyikan satu kali sehari. Tadi pagi dah kupakai untuk memanggil gajah untuk memandikan aku”

“Apa!!! Dirimu males ke mata air terus memanggil si gajah untuk mengambil air dan memandikan dirimu???” teriak Macan KW dengan gemas sambil membayangkan dirinya bisa mandi seminggu sekali tanpa perlu berpayah-payah ke mata air. Cukup memanggil gajah untuk mengambil air dengan belalainya.

“Begitulah diriku adanya binatang paling beruntung di hutan ini’

“Gombal, kamu pasti mau menipu aku lagi!” kata si Macan KW yang tiba-tiba teringat tragedi seruling ajaib. Walaupun begitu berkat kemalasannya -- diam-diam keyakinannya akan gong ajaib telah 50%, dan dia perlu sedikit bukti untuk membuatnya lebih yakin.
“Tunggu sebentar, aku punya bukti” kata Kancil sambil mengeluarkan ultraportable laptop dan miniprinter dari kantongnya. Beberapa saat kemudian ditangannya telah terganggam sebuah sertifikat yang ditandatangani dan di cap oleh Raja Negeri Gong.
“Negeri Gong yah! Wah rajanya pasti ahli membuat Gong. Tapi bagaimana aku tahu gong ini benar-benar bisa memanggil hewan-hewan” Si Macan KW gengsi untuk mengakui dirinya belum pernah mendengar nama Negeri Gong. Dia sangat khawatir dirinya bakalan ditertawakan karena dianggap gaptek dan gak tau perkembangan dunia luar.
“Tunggu sebentar. Aku tunjukkan referensinya” kata Si Kancil sambil ngeprint tulisan singkat satu halaman yang berisi keampuhan Gong Ajaib. Walaupun artikel hanya satu halaman, tetapi ada 100 lembar referensi yang ikut di print bersama artikel.
“Wah referensinya ada ribuan artikel yah, sampai 100 halaman gituh!” kata Macan KW terheran-heran. Diam-diam dia langsung percaya melihat begitu banyaknya referensi yang disertakan Kancil, tanpa merasa perlu mengeceknya lagi.
“Yah kamu baru bisa menggunakannya besok pagi. Jangan salah pilih mau makan dulu atau mandi dulu” teriak Kancil yang telah lepas dari bahaya -- sambil berlenggang kangkung meninggalkan Macan KW yang berbunga-bunga hatinya.
“Yah besok aku mukul gong mo makan kijang muda dulu. Baru lusa mo pukul gong untuk memanggil gajah untuk memandikan aku” kata Macan sambil tertawa-tertiwi. Dibayangkannya setelah memanggil gajah, diam-diam hari berikutnya akan memanggil Kancil untuk dimakan.
Macan yang termakan referensi fiktif bikinan si Kancil -- kali ini benar-benar sial. Dirinya harus berbaring berbulan-bulan di gua karena seluruh badannya bengkak-bengkak disengat tawon endhas sesaat setelah memukul Gong Ajaib. Ribuan tawon itu benar-benar marah dan melampiaskan sengatannya sedahsyat-dahsyatnya ke tubuh besar itu setelah sarangnya hancur dipukul si Macan KW

Sinopsis Novel “ Tersenyumlah Untuk Cinta ”

Diposting oleh Unknown di 05.51 0 komentar

Judul Novel     : Tersenyumlah Untuk Cinta
Pengarang       :Maria Cecillia
Penerbit          :Sinar Matahrari, Jakarta
Tebal Buku     :128 halaman
Cetakan         : pertama @ Jakarta


Seorang gadis cantik namun berwajah agak sendu, tampak melangkah mengikuti gadis yang berjaln di depannya. Gadis itu melangkah dengan kepala menunduk. Sementara berpasang-pasang mata, tampak mengarah kepadanya.
            Anita, itulah nama gadis berwajah sendu itu. Gadis yang berjalan didepan Anita telah measuki ruang kelas. Anita pun bermaksud masuk ke dalam ruang kelas ketika tiba- tiba dari dalam kelas seseorang berjalan keluar dengan tergesa – gesa, hamper saja ia menubruk Anita.
            Dan saat itulah Anita bertemu lagi dengan pria yang pernah di temuainya di bioskop. Tapi waktu itu mereka belum sempat berkenalan, hanya mengobrol sebentar.
            Pria itu bernama Rangga. Setelah sempat berkenalan mereka langsung akrab. Didalam kelas Anita bertemu dengan adiknya yang bernama Elisa. Elisa satu kela sdengan Anita, karena tahun lau Anita tidak lulus ujian karena sakit.Elisa sangat membenci Anita. Ktika Anita hendak akan pulang, Ternyata Rangga telah mengikutinya dari tadi. Tetapi Anita tidak menghiraukan Rangga dan mempercepat langkah kakinya menuju mobil Ayah nya yang sedang menunggu didepan sekolahan. Dan ternyata Elisa sudah ada didalam mobil.
            Setelah sampai di rumah Anita tampak begitu lelah.  Di dalam hatinya ia ingin sekali merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Karena sewaktu kecil Anita belum pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Anita iri melihat Elisa yang sangat di sayangi. Sedangkan setiap hari Anita selalu  di siksa oleh Elisa dan kedua Orang tuanya.
            Suatu hari Anita ingin di jodohkan oleh tantenya dengan Pramono, tetapi Elisa selau saja menghalangi rencana itu, dengan menjelek- jelekkan Anita di depan Pramono. Akhirnya Pramono memilih Elisa sebagai pendampingnya. Dan Anita mengalah demi adiknya.
            Rosita adalah teman baik Anita, sepulang sekolah ia mampir di rumah Anita. Anita pun menyuruhnya masuk kedalam kamarnya. Didalam kamarnya Rosita Bercakap cakap dengan Anita dan tak sengaja Elisa mendengar semua pembicaraan Anita dengan Rosita. Dari pembicaraan mereka Elisa mendengar mereka membicarakan tentang dirinya, Elisa pun merasa tersingung oleh ucapan Rosita. Elisapun tak tinggal diam. Rosita dan Elisa pun bertengkar. Dan orang tua mereka tak tinggal diam, ia membela Elisa anak kesayanan mereka. Rosita di suruh pergi dari rumah.
            Setelah kejadian itu Anita sangat sedih dan pergi ke rumah tantenya. Tente Anita pun tak tega melihat Anita yang terus di siksa kedua orang tuanya. Dan tante Anita menceritakan semuanya, bahwa Anita hanya anak angkat. Setelah mendengar semua yang di katakana Tantenya ia pun berniuat untuk pegi dari rumah. Dan tinggal di rumah Tantenya. Anita juga sebenarnya menyukai Rangga tetapi orang tuanya tidak menyetujuinya, tetapi Anita tidak menghiraukan perkataan kedua orangtuanya. Dan hidup bersama bahagia bersama Rangga.
            Sedangan Rosita sudah memiliki pendamping hidupnya yang bernama Herman. Mereka semua hidup bahagia setelah Anita pergi dari rumah kedua orang tua anggkatnya itu.

Sarung Sutera Di Kab. Wajo

Diposting oleh Unknown di 05.41 0 komentar


Kabupaten wajo terletak di Ibu Kota Sengkang, Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah ± 2.504,06Km2.
Lambang dari Kabupaten Wajo mengandung arti yang mendalam bagi sejarah dan struktur dari daerah Wajo itu sendiri. Wajo berarti bayangan atau bayang-bayang (wajo-wajo). Kata Wajo dipergunakan sebagai identitas masyarakat sekitar 605 tahun yang lalu yang menunjukkan kawasan merdeka dan berdaulat dari kerajaan-kerajaan besar pada saat itu. Sengkang yang Kini merupakan Ibu Kota Kabupaten Wajo yang  terletak kurang lebih 250 km dari Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Yang  sejak dulu dikenal sebagai kota tempat perdagangan karena masyarakatnya yang sangat pandai dalam berdagang. Berbagai macam kebutuhan hidup seperti pakaian, sepatu, barang elektronik, kain dan sarung bahkan kebutuhan pokok lainnya konon memiliki harga yang relatif murah jika dibandingkan di daerah lainnya. Sehingga tidak mengherankan jika Kota Sengkang menjadi salah satu kota dengan perputaran ekonomi yang sangat tinggi di Sulawesi Selatan.
Disamping dikenal sebagai kota niaga, Sarung Sutera menjadikan ibukota Kabupaten Wajo semakin akrab ditelinga dan hati orang-orang yang pernah berkunjung ke kota ini, kelembutan dan kehalusan tenunan sarung sutera Sengkang sudah sangat dikenal bahkan hingga kemancanegara.

Melihat ke masa yang lalu, aktivitas masyarakat Wajo dalam mengelola persuteraan sudah dilakukan secara turun temurun baik diusahakan sebagai kegiatan sampingan maupun dikelola dalam skala industri rumah tangga bahkan sampai industri menegah.
Hampir disetiap kecamatan di daerah Sengkang ditemukan kegiatan persuteraan Proses pembuatannya masih tradisional yang pengerjaany apun menghabiskan waktu kurang lebih 1 (satu) bulan dimulai dari pemilihan bahan sutera, pemisahan benang sampai proses penenunan. Benang yang dihasilkan dari ulat sutra diberi pewarna alami yang bersumber dari alam dengan melalui beberapa kali proses pencelupan sampai menghasilkan kualitas warna yang baik dan tahan lama. Setelah itu, benang sutra yang telah diwarnai ditenun sesuai dengan motif yang diinginkan. Untuk 1 buah sarung sutera dihargai sekitar Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-  tergantung dari motif dan bahan.  Dalam bahasa lokal (Bugis) sutera disebut dengan "Sabbe", dimana dalam proses pembuatan benang sutera menjadi kain sarung sutera masyarakat pada umumnya masih menggunakan peralatan tenun tradisional yaitu alat tenun gedogan dengan berbagai macam motif yang diproduksi seperti motif  "Balo Tettong" (bergaris atau tegak), motif  "Makkalu” (melingkar), motif  "mallobang" (berkotak kosong), motif  "Balo Renni" (berkotak kecil). Selain itu ada juga diproduksi dengan mengkombinasikan atau menyisipkan "Wennang Sau" (lusi) timbul serta motif  "Bali Are" dengan sisipan benang tambahan yang mirip dengan kain Damas.
Melihat Potensi perkembangan sutera di Wajo, pada tahun 1965 seorang tokoh perempuan yang juga seorang bangsawan "Ranreng Tua" Wajo yaitu Datu Hj. Muddariyah Petta Balla'sari memprakarsai dan memperkenalkan alat tenun baru dari Thailand yang mampu memproduksi sutera asli (semacam Thai SIlk) dalam skala besar.
Beliau juga mendatangkan seorang ahli pertenunan dari Thailand untuk mengajarkan penggunaan alat tenun tersebut kepada masyarakat setempat sekaligus menularkan berbagai ilmu pertenunan sehingga mampu menghasilkan produksi sutera yang berkualitas tinggi. Berawal dari prakarsa inilah sehingga memicu ketekunan dan membuka wawasan kreativitas masyarakat dan pengrajin yang lain untuk mengembangkan kegiatan persuteraan di Kabupaten Wajo. Yang hingga saat ini Sarung sutera menjadi ciri khas dari kota Sengkang.