Dongeng Sang Kancil dan Gong Ajaib


Suatu hari hiduplah seekor kancil , hari itu Sang Kancil tertidur dibawah pohon besar ketika Macan Keren Wannabe (Macan KW) menemukannya dan tertawa-tawa senang membayangkan daging kancil yang empuk. Ketika si Macan KW membangunkan kancil dengan memukul-mukulkan ekornya yang bau ke hidungnya -- Si Kancil terkejut –- bukan oleh sentuhan ekor macan -- tapi oleh bau menyengat yang melekat di ekor itu.

“Wella apa aku jatuh di comberan” teriak Kancil
“Huss enak aja, ini bau ekorku tauk! Aku emang dah 3 bulan ga nyuci ekorku. Habis air danau dah kering dan aku males klo harus ke mata air di lereng Bukit Akasia

“Ma, Mac Macankah itu??” Si Kancil yang matanya masih kriyip-kriyip habis bangun tidur tampak tergagap-gagap mendengar suara seram Macan.

“Yap, Si Macan Keren lagi laper tauk!”

Kancil langsung tahu dirinya adalah calon sarapan pagi si Macan KW. Mendadak dirinya ingin meniru Film MacGyver yang sering ditontonnya waktu kecil. Yah, Kancil langsung memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk melawan musuh. Benda yang terpilih adalah sarang tawon endhas jenis yang paling ganas.

“Bababababaik...Aku sedang menunggu Gong Ajaib niy, jangan diganggu”
“Gong Ajaib??” langsung si Macan KW curiga Kancil akan ngerjain dirinya seperti yang dilakukannya dengan seruling ajaib -- yang ternyata adalah batang bambu yang membuat lidahnya terjepit dan hampir 1 bulan lidahnya sakit gak enak untuk makan.

“Gong yang bisa memanggil binatang apa saja yang diinginkan” kata Kancil sambil mengarahkan ibu jarinya menunjuk ke arah sarang tawon endhas yang menggantung di atas kepalanya.

“Coba buktikan!” tantang si Macan KW sambil membayangkan bila memiliki gong ini dirinya bisa bermalas-malasan tak perlu susah- payah berburu lagi. Dirinya bisa membuat bandulan dari sulur-sulur pohon yang dianyam dan seharian leyeh-leyeh tiduran di bandulan itu. Tiap kali lapar cukup bunyikan gong ajaib dan rusa-rusa lezat favoritnya akan datang dengan sendirinya.

“Gong ini hanya bisa dibunyikan satu kali sehari. Tadi pagi dah kupakai untuk memanggil gajah untuk memandikan aku”

“Apa!!! Dirimu males ke mata air terus memanggil si gajah untuk mengambil air dan memandikan dirimu???” teriak Macan KW dengan gemas sambil membayangkan dirinya bisa mandi seminggu sekali tanpa perlu berpayah-payah ke mata air. Cukup memanggil gajah untuk mengambil air dengan belalainya.

“Begitulah diriku adanya binatang paling beruntung di hutan ini’

“Gombal, kamu pasti mau menipu aku lagi!” kata si Macan KW yang tiba-tiba teringat tragedi seruling ajaib. Walaupun begitu berkat kemalasannya -- diam-diam keyakinannya akan gong ajaib telah 50%, dan dia perlu sedikit bukti untuk membuatnya lebih yakin.
“Tunggu sebentar, aku punya bukti” kata Kancil sambil mengeluarkan ultraportable laptop dan miniprinter dari kantongnya. Beberapa saat kemudian ditangannya telah terganggam sebuah sertifikat yang ditandatangani dan di cap oleh Raja Negeri Gong.
“Negeri Gong yah! Wah rajanya pasti ahli membuat Gong. Tapi bagaimana aku tahu gong ini benar-benar bisa memanggil hewan-hewan” Si Macan KW gengsi untuk mengakui dirinya belum pernah mendengar nama Negeri Gong. Dia sangat khawatir dirinya bakalan ditertawakan karena dianggap gaptek dan gak tau perkembangan dunia luar.
“Tunggu sebentar. Aku tunjukkan referensinya” kata Si Kancil sambil ngeprint tulisan singkat satu halaman yang berisi keampuhan Gong Ajaib. Walaupun artikel hanya satu halaman, tetapi ada 100 lembar referensi yang ikut di print bersama artikel.
“Wah referensinya ada ribuan artikel yah, sampai 100 halaman gituh!” kata Macan KW terheran-heran. Diam-diam dia langsung percaya melihat begitu banyaknya referensi yang disertakan Kancil, tanpa merasa perlu mengeceknya lagi.
“Yah kamu baru bisa menggunakannya besok pagi. Jangan salah pilih mau makan dulu atau mandi dulu” teriak Kancil yang telah lepas dari bahaya -- sambil berlenggang kangkung meninggalkan Macan KW yang berbunga-bunga hatinya.
“Yah besok aku mukul gong mo makan kijang muda dulu. Baru lusa mo pukul gong untuk memanggil gajah untuk memandikan aku” kata Macan sambil tertawa-tertiwi. Dibayangkannya setelah memanggil gajah, diam-diam hari berikutnya akan memanggil Kancil untuk dimakan.
Macan yang termakan referensi fiktif bikinan si Kancil -- kali ini benar-benar sial. Dirinya harus berbaring berbulan-bulan di gua karena seluruh badannya bengkak-bengkak disengat tawon endhas sesaat setelah memukul Gong Ajaib. Ribuan tawon itu benar-benar marah dan melampiaskan sengatannya sedahsyat-dahsyatnya ke tubuh besar itu setelah sarangnya hancur dipukul si Macan KW

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 16 November 2013

Dongeng Sang Kancil dan Gong Ajaib

Diposting oleh Unknown di 05.55

Suatu hari hiduplah seekor kancil , hari itu Sang Kancil tertidur dibawah pohon besar ketika Macan Keren Wannabe (Macan KW) menemukannya dan tertawa-tawa senang membayangkan daging kancil yang empuk. Ketika si Macan KW membangunkan kancil dengan memukul-mukulkan ekornya yang bau ke hidungnya -- Si Kancil terkejut –- bukan oleh sentuhan ekor macan -- tapi oleh bau menyengat yang melekat di ekor itu.

“Wella apa aku jatuh di comberan” teriak Kancil
“Huss enak aja, ini bau ekorku tauk! Aku emang dah 3 bulan ga nyuci ekorku. Habis air danau dah kering dan aku males klo harus ke mata air di lereng Bukit Akasia

“Ma, Mac Macankah itu??” Si Kancil yang matanya masih kriyip-kriyip habis bangun tidur tampak tergagap-gagap mendengar suara seram Macan.

“Yap, Si Macan Keren lagi laper tauk!”

Kancil langsung tahu dirinya adalah calon sarapan pagi si Macan KW. Mendadak dirinya ingin meniru Film MacGyver yang sering ditontonnya waktu kecil. Yah, Kancil langsung memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk melawan musuh. Benda yang terpilih adalah sarang tawon endhas jenis yang paling ganas.

“Bababababaik...Aku sedang menunggu Gong Ajaib niy, jangan diganggu”
“Gong Ajaib??” langsung si Macan KW curiga Kancil akan ngerjain dirinya seperti yang dilakukannya dengan seruling ajaib -- yang ternyata adalah batang bambu yang membuat lidahnya terjepit dan hampir 1 bulan lidahnya sakit gak enak untuk makan.

“Gong yang bisa memanggil binatang apa saja yang diinginkan” kata Kancil sambil mengarahkan ibu jarinya menunjuk ke arah sarang tawon endhas yang menggantung di atas kepalanya.

“Coba buktikan!” tantang si Macan KW sambil membayangkan bila memiliki gong ini dirinya bisa bermalas-malasan tak perlu susah- payah berburu lagi. Dirinya bisa membuat bandulan dari sulur-sulur pohon yang dianyam dan seharian leyeh-leyeh tiduran di bandulan itu. Tiap kali lapar cukup bunyikan gong ajaib dan rusa-rusa lezat favoritnya akan datang dengan sendirinya.

“Gong ini hanya bisa dibunyikan satu kali sehari. Tadi pagi dah kupakai untuk memanggil gajah untuk memandikan aku”

“Apa!!! Dirimu males ke mata air terus memanggil si gajah untuk mengambil air dan memandikan dirimu???” teriak Macan KW dengan gemas sambil membayangkan dirinya bisa mandi seminggu sekali tanpa perlu berpayah-payah ke mata air. Cukup memanggil gajah untuk mengambil air dengan belalainya.

“Begitulah diriku adanya binatang paling beruntung di hutan ini’

“Gombal, kamu pasti mau menipu aku lagi!” kata si Macan KW yang tiba-tiba teringat tragedi seruling ajaib. Walaupun begitu berkat kemalasannya -- diam-diam keyakinannya akan gong ajaib telah 50%, dan dia perlu sedikit bukti untuk membuatnya lebih yakin.
“Tunggu sebentar, aku punya bukti” kata Kancil sambil mengeluarkan ultraportable laptop dan miniprinter dari kantongnya. Beberapa saat kemudian ditangannya telah terganggam sebuah sertifikat yang ditandatangani dan di cap oleh Raja Negeri Gong.
“Negeri Gong yah! Wah rajanya pasti ahli membuat Gong. Tapi bagaimana aku tahu gong ini benar-benar bisa memanggil hewan-hewan” Si Macan KW gengsi untuk mengakui dirinya belum pernah mendengar nama Negeri Gong. Dia sangat khawatir dirinya bakalan ditertawakan karena dianggap gaptek dan gak tau perkembangan dunia luar.
“Tunggu sebentar. Aku tunjukkan referensinya” kata Si Kancil sambil ngeprint tulisan singkat satu halaman yang berisi keampuhan Gong Ajaib. Walaupun artikel hanya satu halaman, tetapi ada 100 lembar referensi yang ikut di print bersama artikel.
“Wah referensinya ada ribuan artikel yah, sampai 100 halaman gituh!” kata Macan KW terheran-heran. Diam-diam dia langsung percaya melihat begitu banyaknya referensi yang disertakan Kancil, tanpa merasa perlu mengeceknya lagi.
“Yah kamu baru bisa menggunakannya besok pagi. Jangan salah pilih mau makan dulu atau mandi dulu” teriak Kancil yang telah lepas dari bahaya -- sambil berlenggang kangkung meninggalkan Macan KW yang berbunga-bunga hatinya.
“Yah besok aku mukul gong mo makan kijang muda dulu. Baru lusa mo pukul gong untuk memanggil gajah untuk memandikan aku” kata Macan sambil tertawa-tertiwi. Dibayangkannya setelah memanggil gajah, diam-diam hari berikutnya akan memanggil Kancil untuk dimakan.
Macan yang termakan referensi fiktif bikinan si Kancil -- kali ini benar-benar sial. Dirinya harus berbaring berbulan-bulan di gua karena seluruh badannya bengkak-bengkak disengat tawon endhas sesaat setelah memukul Gong Ajaib. Ribuan tawon itu benar-benar marah dan melampiaskan sengatannya sedahsyat-dahsyatnya ke tubuh besar itu setelah sarangnya hancur dipukul si Macan KW

0 komentar on "Dongeng Sang Kancil dan Gong Ajaib "

Posting Komentar